}
"Mari Mengenal Nabi Muhammad Saw dan Sahabat Nabi Muhammad Saw Lebih Dekat Dengan Membaca dan Meneladani Kisah Hidup Mereka, Agar Kita Dapat Menjalankan Kehidupan Yang Lebih Baik Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad Saw Dan Para Sahabat Beliau."

Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdurrahman Bin Auf Ra

Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdrurahman Bin Auf R.a

Dalam artikel kita kali ini kita akan membahas salah seorang sahabat nabi muhammad saw, yang termasuk kedalam As-sabiqunal awalun dan salah seorang dari 10 sahabat yang di jamin masuk surga oleh Nabi Saw ketika masih hidup.

Beliau adalah sahabat yang sangat dermawan dan menjadi salah seorang sahabat yang banyak menginfakan hartanya di jalan Allah Swt, Serta menjadi penjamin kehidupan Istri - Istri Nabi Saw setelah Nabi Saw wafat, beliau bernama Abdurahman Bin Auf, mari kita bahas kisahnya.



Sosok Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdurahman Bin Auf Yang Dermawan

Pada suatu hari, ketika kota Madinah sedang dalam keadaan yang aman dan tenteram, tiba - tiba terlihat debu tebal yang mengepul ke udara, datang dari tempat ketinggian di pinggir kota, lama kelamaan debu itu semakin tinggi bergumpal­-gumpal hingga hampir menutup pandangan mata.
Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdurahman Bin Auf
Kisah Sahabat Abdurahman Bin Auf
Angin yang bertiup menyebabkan gumpalan debu kuning dari butiran-butiran debu gurun pasir yang lunak, terbawa menghampiri pintu-pintu kota, dan berhembus dengan kuatnya di jalan-jalan raya.

banyak orang mengira ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Tetapi kemudian dari balik tebalnya debu itu, mereka mendengar suara keributan, yang memberi tahu tibanya suatu iringan kafilah besar yang panjang.

Tidak lama kemudian, sampailah 700 kendaraan yang penuh dengan muatannya memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Orang-orang saling memanggil dan mengajak untuk menyaksikan keramaian itu, Serta ikut bergembira dan bersukacita dengan datangnya harta dan rizqi yang dibawa kafilah itu.

Ummul Mu’minin Aisyah r.a. setelah mendengar suara keributan itu, ia bertanya: “Apa yang telah terjadi di kota Ma­dinah ?” kemudan salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw yang kebetulan ada di situ menjawab "ada khafilah yang datang membawa banyak barang, ia adalah Abdurahman Bin Auf".

Mendapat jawaban, bahwa kafilah Abdurrahman bin ‘Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagang­annya, kemudian Ummul Mu’minin berkata lagi: “Kafilah yang telah menyebabkan semua kesibukan ini?” “Benar, ya Ummal Mu’- minin, karena ada 700 kendaraan!” jawab sahabat itu.

Mendengar hal itu Ummul Mu’minin Aisyah R.a menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil melayangkan pandang­nya jauh menembus, seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadi­an yang pernah dilihat atau ucapan yang pernah didengarnya.

Kemudian ia berkata “Ingat, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Kulihat Abdurrahman bin ‘Auf masuk surga dengan perlahan-lahan”.

mendengar hal itu Ummul Mu'minin bertanya kepada Nabi Saw "Abdurrahman bin ‘Auf masuk surga dengan perlahan-lahan? Kenapa ia tidak memasukinya dengan melompat atau berlari kencang bersama denegan angkatan pertama para shahabat ya Rasul?". 

kemudain Rasulullah Saw menjelaskan bahwa Abdurahman Bin Auf merupakan saudagar yang sangat kaya raya hal itu yang akan membuat ia perlahan memasuki surga.

Sebagian shahabat Nabi Muhammad Saw yang mendengarkan certia dari Ummul Mu'minin ini menyampaikan cerita tersebut ke­padanya Abdurahman, mendengar hal itu maka ia pun teringat dengan sabda Nabi saw tersebut.

Sebelum Abdurahman melepaskan barang - barang yang dia bawa di atas 700 unta tersebut, ia langsung menuju ke rumah Aisyah R.a lalu berkata kepadanya “Anda telah mengingatkanku kepada sabda Nabi Saw yang tak pernah kulupakan".

Kemudian Abdurahman berkata lagi “Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi, bahwa aku dengan semua muatan berikut kendaraan dan perlengkapan yang aku bawa, aku persembahkan di jalan Allah Swt!”.

Setelah mengatakan hal tersebut Sahabat Nabi Muhammad Saw ini membagikan seluruh muatan dan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya sebagai sedekah di jalan Allah Swt.

Peristiwa ini, menggambarkan kehidupan Abdurrahman bin ‘Auf yang mempunyai harta yang banyak namun dia juga merupakan seorang dermawan yang tidak pernah berfikir panjang untuk menyedekahkan hartanya di jalan Allah swt.

Dialah saudagar yang berhasil. Keberhasilan yang paling besar dan lebih sempurna! adalah ketika Abdurahman Bin Auf bisa menyejahterakan para sahabat Nabi Muhammad Saw yang lain serta penduduk Madinah pada masa itu.

Dialah seorang Mu’min yang bijaksana yang tidak hanya mementingka keuntungan dunianya, tetapi lebih mementingkan  keuntungan Agamanya.

Abdurahman Bin Auf tidak pernah membiarkan harta benda dan kekayaannya  membuat ia meninggalkan iman dan mencari pahala surga.

Dialah Sahabat yang mem­baktikan harta kekayaannya dengan memberiakan sebagian kekayaannya kepada yang membutuhkan dan tidak pernah merasa dia akan kekurangan dengan hal itu.


Kisah Masuk Islamnya Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdurahman Bin Auf

Ia masuk Islam dimasa awal - awal Islam dan termasuk sebagai As-Sabiqunal Awalun ( Golongan Pertama Masuk Islam) dan menjadi orang ke delapan yang memeluk islam pada masa itu. 

Beliau masuk Islam di tangan Abu Bakar R.a, pada saat itu Abu Bakar R.a datang kepadanya menyampaikan Islam, ia pun menerima Islam dengan baik setelah mendapatkan penjelasan dari Abu Bakar R.a.

Sama halnya dengan sahabat yang lain seperti Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Aw­wam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.

Mereka tidak memiliki keraguan sedikitpun dengan apa yang dijelaskan oleh Abu Bakar R.a bahkan setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar mereka tanpa ragu mengajak dan meminta Abu Bakar untuk membawa mereka menemui Nabi Saw untuk bersyahadat.

Dan semenjak Abdurahman Bin Auf memeluk Islam sampai ia wafat dalam umur tujuh puluh lima tahun, ia menjadi teladan yang baik sebagai seorang Mu’min yang besar.

Hal ini menyebabkan Rasulullah saw. memasukkannya kedalam sepuluh orang yang dijamin oleh Rasulullah Saw masuk surga bahkan ketika mereka masih hidup.


Kehidpuan Abdurahman Bin Auf Setelah Islam

Pada saat Khalifah Umar Bin Khatab R.a dalam keadaan sakit dan mencari pengganti untuk memegang keKhalifahan, Umar mengangkatn Abdruahman sebagai anggota kelom­pok musyawarah yang terdiri dari 6 orang sahabat Nabi Muhammad Saw dan merupakan calon khalifah yang akan dipilih sebagai penggantinya.

Setelah Abdurrahman masuk Islam ia mengalami nasib yang malang karena mendapatkan penganiayaan dan penindasan dari Quraiay.

Abdurahman mengalami banyak penindasan dan penyiksaan yang di lakukan oleh kaum Quraisy, sampai suatu ketika Nabi saw memerintahkan para shahabatnya hijrah ke Habsyi, Ibnu ‘Auf pun ikut berhijrah namun tidak lama kemudian ia kembali lagi ke Mekah karena tidak ingin meninggalkan Rasulullah Saw.

Beliau menemani Rasulullah Saw sampai turunnya perintah untuk hijrah ke Madinah. 


Kehidupan Abdurahman Bin Auf Di Madinah

Keberuntungannya dalam perniagaan membuat dirinya takjub dengan apa yang telah Allah limpahkan kepadanya, hingga ia berkata:

“Sungguh, kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak … !”

Harta yang banyak serta keudahan Rezeki tidak membuat Abdurrahman bin ‘Auf R.a sombong dan ria, malah sebaliknya dia lebih banyak menyedekahkan harta yang ia dapat dari perniagaan kepada orang - orang yang membutuhkan serta di sedekahkan di jalan Allah Swt.

Abdurrahman bin ‘Auf memiliki sifat dasar yang dermawan ia sangat senang jika dapat bersedekah dan membantu sahabat nabi muhammad saw yang lain, selain itu ia juga sangat gemar jika ada panggilan untuk berjihad di jalan Allah.

bahkan ia pernah membawa beberapa khafilah dari syria dengan membawa barang - barang yang dapat mencukupi kebutuhan seluruh jazirah arab berupa pakaian dan makanan.

Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat menonjol, ketika Kaum Muslimin hijrah ke Madinah, Telah menjadi kebiasaan untuk Nabi Saw pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang shahabat, salah seorang dari muhajirin warga Mekah dan yang lain dari Anshar penduduk Madinah.

Setelah di persaudarakan masing - masing, Orang-orang Anshar penduduk asli Madinah berinisiatif untuk membagi dua seluruh kekayaan miliknya dengan saudaranya yang baru dari golongan muhajirin, tidak hanya harta tetapi juga hingga kehidupan rumah tangga.

Apabila ia beristeri dua maka salah satu istrinya akan diceraikannya untuk dinikahkan dengan saudaranya yang berasal dari golongan muhajirin.

Ketika itu Nabi Saw mempersaudarakan antara Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’ salah satu orang yang paling kaya di Madinah.

setelah mereka di persaudarakan oleh Nabi Saw Sa’ad berkata  kepada Abdurrahman: “Saudara­ku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang istri, coba perhatikan yang lebih menarik perhati­an anda, akan kuceraikan ia hingga engkau  dapat memper­isterinya!”

Mendengar tawaran seperti itu Abdurrahman bin ‘Auf pun menjawab dengan bijak: “Semoga Allah member­katimu wahai saudaraku, serta memberkahi harta dan isrimu! tunjukan saja aku letak pasar disini, agar aku dapat berniaga dan menghasilkan hartaku sendiri.

Setelah Saad menunjukan letak pasar ke pada Abdurahman, ia langsung pergi menuju pasar untuk mencoba berniaga dengan bermodalkan kepercayaan pedagang setempat.

Kehidupan Abdurrahman bin ‘Auf di Madinah baik semasa Rasulullah saw masih hidup, maupun sesudah belliau wafat, terus meningkat hingga memiliki harta yang berlimpah serta istri yang cantik.

Barang apa saja yang ia pegang akan menghasilkan uang yang baik. seluruh usahanya ini dituju­kan untuk mencapai ridla Allah semata, sebagai bekal di akhirat nanti!

Yang menjadikan perniagaannya berhasil dan berkah adalah karena ia selalu bermodalkan barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram bahkan yang syubhat sekalipun.

Serta hal yang menambah kesuksesannya adalah perilaku Abdurahman yang gemar untuk bersedekah dan mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Bahkan Abdurahman, setiap harinya akan makan jika ia sudah bersedekah, ia selalu berkeliling kota Madinah untuk mencari orang yang dapat ia bantu, hal ini lah salah satu faktor yang membuat perniagaannya berhasil dan berkah.


Hal itu ia lakukan bukan hanya sekedar sifat dasar beliua namun beliau juga pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda kepadanya:
“Wahai Ibnu ‘Auf! engkau termasuk golongan orang yang kaya dan kekayaan engkau akan membuat engkau masuk surga secara perlahan-lahan, maka Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah akan mempermudah langkahmu memasuki Surga"

Semenjak saat itulah ia selalu mendahulukan membelanjakan hartanya di jalan Allah, baru kemudian ia gunakan untuk mencukupi kehidupannya dan keluarga.

Pernah suatu hari ia menjual tanah seharga 40 ribu dinar, ke­mudian uang itu dibagi-bagikannya untuk keluarganya dari Bani Zuhrah, untuk para istri Nabi dan untuk kaum fakir miskin.


Pernah Juga pada suatu hari ia memberikan lima ratus ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara Islam ketika akan pergi berperang untuk menegakan panji Islam.

dan di hari yang lain ia memberikan seribu lima ratus kendaraan untuk keperluan kaum muslimin ketika akan berperang.

Menjelang wafatnya ia berwasiat untuk menyedekahkan lima puluh ribu dinar di jalan Allah, lalu diwasiatkannya pula bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing mendapat empat ratus dinar, hingga Utsman bin Affan R.a yang memiliki kekayaan yang banyak pun tidak lupun mendapatkan bagian dari Abdurahman Bin Auf karena ia juga merupakan ahli perang Badaar.


Sewaktu Umar bin Khatthab dalam keadaan sakit ia sempat memilih enam orang tokoh dari para shahabat Rasulullah saw.  untuk memilih khalifah sementara hingga ia sembuh atau telah terpilih khalifah yang baru.

Beberapa Sahabat memilih Abdurahman bin Auf sebagai khalifah sementara pada saat itu. Bahkan sebagian shahabat telah menegaskan bahwa dialah orang yang lebih berhak dengan khalifah di antara Yang enam itu, kemudian Abdurhman berkata : “Demi Allah, daripada aku me­nerima jabatan tersebut, lebih baik ambil pisau lalu taruh ke atas leherku, kemudian kalian tusukkan sampai tembus ke se­belah ”

Dengan demikian Abdurahman menolak untuk menerima jabatan tersebut karena beliau merasa ada yang jauh lebih pantas untuk menjadi seorang khalifah di antara ke 6 sahabat itu.

Demikianlah kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Abdurahman Bin Auf, semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran yang baik untuk kita.

Mari kita contoh sifat - sifat baik beliau semoga kita dapat menjadi manusia yang sederhana dan dermawan seperti beliau. jika artikel ini bermanfaat bantu untuk like yah sahabat.


Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
AgungBlogger
admin
23 September 2017 pukul 00.06 ×

Terima Kasih infonya sangat bermanfaat ni bagi saya.!

Seklian Numpang Link : Pengobatan Batu Empedu Tanpa Operasi Laparoskopi

Congrats bro AgungBlogger you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment